Cosplayer adalah orang yang mengenakan pakaian/kostum/cosplay. Kebanyakan costume yang digunakan dari Jepang. Di Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari komik luar asia.

Pembagian cosplay

Secara umum cosplay dinilai sama. Tetapi tak langsung dalam beberapa event yang terjadi di Indonesia sering dilakukan pembagian/kategori cosplay[rujukan?]:

  • Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga. Biasanya manhwa termasuk didalamnya termasuk comic dari amerika.
  • Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di Game.
  • Cosplay Tokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di film tokusatsu.
  • Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter bernuansa gelap atau Gothic. Biasanya digabung dengan Lolita.
  • Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime, tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game Kingdom heart misalnya: Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk metalic (modern)
  • Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.
  • Kartun Nickelodeon, Biasanya yang bermain cosplay yang berasal dari kartun Nickelodeon adalah anak kecil usia taman kanak-kanak.
[Source : http://www.id.wikipedia.org]

Tags : Fashion, Street Style, Harajuku Style, Visual Kei, Gothic Lolita, Decora & Kewaii, Ganguro & Kogal, Cosplay, Harajuku Indonesia.

Visual Kei merupakan penggabungan dari kata Visual(bahasa Inggris), dan Kei(bahasa Jepang) yang mempunyai arti ‘gaya’. Jika komunitas Punk berasal dari London, maka Visual kei berasal dari Jepang. Visual Kei (ヴィジュアル系 bijuaru kei?) mengacu pada sebuah gerakan dalam J-Rock yang populer pada sekitar tahun 1990-an. Gerakan ini ditandai dengan band yang mengenakan kostum dramatis dan imej visual untuk memperoleh perhatian. Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain, perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira keseluruhan antara remaja putra dan putri.

Anggota band Visual Kei sering memakai make up yang mencolok, dengan gaya potongan rambut yang dramatis, yang mengingatkan pada “pita rambut” tahun 1980-an dan memakai kostum yang sangat rumit. Walaupun sebagian besar musisi adalah laki-laki. Anggota band sering bermake up dan memakai pakaian yang dapat dianggap sebagai feminin atau androgynous. Pada akhirnya sebagian band kembali pada image warna – warni dan fantastik yang populer sekitar 5 tahun lalu yang diinspirasi game RPG dan anime. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika pada acara-acara anime.

Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, Penicillin, Due'le Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, D'espairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti L'Arc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya. Dengan mengambil genre dalam arti yang luas, sebagian besar memutuskan memainkan beberapa jenis musik rock.

Pengamat barat seringkali kebingungan dalam membedakan Visual Kei Band dengan Band Gothic karena kadang-kadang penampilannya yang mirip dalam bermake up dan berpakaian, tetapi sebagian gothic Jepang tidak bisa memasukkan visual Kei menjadi Gothic, dan disana ada persilangan budaya kecil antara Visual Kei Jepang dan Gothic Jepang diluar model gothic lolita, yang mana dipengaruhi oleh subbudaya gothic.

Secara luas gerakan ini telah dimulai oleh X Japan pada tahun 1980-an, yang mengangkat tren dari pemanfaatan visual shock untuk memperoleh pengakuan dalam kancah musik independen.

Sejarah:

Sejarah yang “melahirkan” adanya Visual Kei sebenarnya bermula saat Jepang mengalami perubahan besar-besaran usai Perang Dunia II. Saat itu ada suatu komunitas yang ‘terbuang’ dari masyarakat. Komunitas ini tidak hanya berbicara melalui mulut dan tulisan, tapi juga lewat penampilan. Komunitas yang mayoritas terdiri dari kaum adam itu tampil dengan mengenakan berbagai macam aksesoris dan berdandan maupun berperilaku layaknya perempuan. Lewat apa yang mereka pakai, mereka berbicara tentang segala hal. Mulai dari politik, segala under pressure, hingga masalah-masalah psikologis. Namun seiring dengan perubahan zaman, komunitas ini perlahan-lahan mengalami “mati suri” hal ini dikarenakan banyak orang Jepang yang lebih memilih bunuh diri untuk menyelesaikan masalah, daripada tenggelam dalam penderitaannya sendiri.

[Source : http://www.id.wikipedia.org]

Tags : Fashion, Street Style, Harajuku Style, Visual Kei, Gothic Lolita, Decora & Kewaii, Ganguro & Kogal, Cosplay, Harajuku Indonesia.

Siapa tak kenal dengan sosok Maia, baik ketika populer dalam kelompok Ratu-nya hingga kini ngetop dengan Duo Maia-nya. Katakanlah bisa juga, figure Agnes Monica, artis muda bertalenta komplit dengan energi musikalitasnya yang di atas rata-rata artis seusianya ini, bagi para penggemar berat infotainmen tentu telah tak asing lagi, apalagi di kalangan para remaja dan ABG. Bagi ibu-ibu aktivis kegiatan arisan pun, tak perlu ragu atau malu-malu untuk ‘memuja’ sang idola ini. Toh, sah-sah saja kok mengidolakannya, memangnya nggak boleh? Boleh-boleh saja, asal tak perlu bersaing serius dengan putra-putrinya, apalagi sampai bareng-bareng ikut-ikutan berjingkrak-jingkrak di bawah panggung konser hanya karena saking ngefans-nya, sehingga antara anak dan sang mama sudah tak ada bedanya lagi, siapa yang ngantar dan siapa yang minta diantar nonton sang idola, seolah mereka sama-sama .....

01-1-harajuku-styleApa sih yang menjadi magnet kedua bintang ini? Masih muda.. sudah pasti, cantik berbalut seksi.. semua orang pasti meng-iyakannya, cerdas dan bertalenta seni tinggi.. memang telah terbukti dan, apalagi dandanannya.. begitu fenomenal!!

Nah, ..dandanannya inilah yang hampir terselip samar sehingga nyaris luput dari pusat perhatian publik. Semua pasang mata kian terbuai manja oleh pesona eksotika mozaik warna-warni tema kostum yang kerap dipakai Maia dan Agnes ketika mereka manggung. Gema energy-aura extravaganza yang mereka tularkan kepada penonton saat pentas dengan ditingkahi balutan busana harajuku’s style bernuansa postmo ini, agaknya semakin menghentak imaji penonton lalu membawanya ke nuansa ‘kejepang-jepangan’ dan, kian mengukuhkan predikat performa keartisan mereka sebagai ‘penganut mazhab’ fashion system. Yakni salah satu ciri khas model berpakaian yang selalu up to date, mengikuti mainstream perkembangan dan trendsetter dunia fashion modern. Inilah the jap’s style atau boleh juga menyebutnya sebagai the harajuku’s style1. Salah satu ‘varian’ dalam fashion system a la Jepang yang dua dekade belakangan ini sempat menginspirasi kaum muda di beberapa negara Asia, sebagian kecil Eropa, termasuk Indonesia. Maia dan Agnes tadi, hanyalah sekelumit representasi “wabah” budaya fashion style yang tengah digandrungi sekelompok anak muda kosmopolit saat ini.

[Source : http://www.ppromarching.com]

Tags : Fashion, Street Style, Harajuku Style, Visual Kei, Gothic Lolita, Decora & Kewaii, Ganguro & Kogal, Cosplay, Harajuku Indonesia.